Sabtu, 30 April 2016

Surat untuk Kholid Bin Walid

Jabal Uhud, 7 Syawwal 3 H

إن رأيتمونا  تخطفنا الطير فلا تبرحوا مكانهم هذا حتى أرسل اليكم وإنرأيتمون هزمنا القوم واوطأناهم فلا تبرحوا  حتى أرسل إليكم 
(pesan Nabi untuk pasukan pemanah Islam) 

                                                       071003

     Pada hari itu, di lembah Uhud terjadi peperangan antara pasukan Islam dan pasukan Kafir. Pasukan Islam dipimpin oleh Rasulullah dengan pasukan pemanah yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair dan pasukan kafir di pimpin oleh Abu Sufyan dengan sayap kanan dipimpin oleh Khalid bin Walid dan sayap kiri oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Singkat cerita, pasukan Islam yang ketika itu lengah dengan kemenangan sementaranya membuat pasukan pemanah turun dari posisi yang sebelumnya telah diperintahkan Rasulullah tiba-tiba diporak-porandakan pasukan kafir dengan pasukan sayap kanan yang dipimpin oleh Kholid bin Walid. Dengan Strateginya Kholid bin Walid mengarahkan pasukannya untuk mengambil alih posisi pasukan pemanah Islam yang turun mengambil ghanimah perang. Pasukan Islam kalah dengan kecerdikan Kholid bin Walid. Innalillahi wainnailahi rooji'un...
     Peristiwa Uhud adalah kali pertamanya aku mendengar nama Kholid bin Walid, kali pertamanya aku tertarik dengan seorang panglima pasukan Kafir yang nantinya berpangku pada Islam, Aku mulai ingin tahu, Siapakah Kholid bin Walid? hingga akhirnya aku mulai mengagumi beliau...

SURAT UNTUK KHOLID BIN WALID 

Yogyakarta, 4 Januari 2016
Assalamu'alaikum yaa Syaifullah al Maslul..
Ahlan wa Sahlan wa Marhaban 

  Wahai putra Walid, 
  Aku Ofah, salah satu pengagummu. Sejak pertama kali ku dengar namamu, aku tertarik dengan semua tentangmu. Perang Uhud, cerita yang pertama kali aku dengar ketika aku menginjak kelas 4 SD. Aku mendengar namamu ketika Engkau masih dalam barisan pasukan kaum Kafir. Perang itu, perang yang paling perih aku rasakan. Umat Islam berhasil engkau kalahkan. Mengapa Allah tempatkan Panglima secerdik Engkau ditangan kaum kafir? geram sekali rasanya, aku semakin penasaran tentang segala yang ada dalam diri Kholid bin Walid, sampai suatu hari.... aku tahu kau masuk Islam, bahagia sekali rasanya. 
  4 SD aku sudah mulai menyukai, mengagumi Panglima pertama yang aku sukai kecerdasannya menyusun strategi perang. Ayahku, beliau selalu menceritakan kisah peperangan satu kepeperangan yang lain, aku bersemangat, mendengarkan baik-baik apa yang beliau ceritakan dan berharap ada nama Kholid bin Walid disana. 
  Rasa kagumku tak berhenti sampai aku bertumbuh besar, setiap kali ada film pendek tentang peperangan antara umat Islam dan kafir, yang aku nantikan hanya ada nama Kholid bin Walid. setiap kali ada yang menyebut namamu, aku berusaha memasang pendengaranku baik-baik. Allah... Aku sangat mengagumi engkau Wahai Kholid. Bahkan ketika aku menulis surat ini, mataku berkaa-kaca berharap kau melihatku bahkan duduk disampingku, tapi Allah belum mengizinkan aku bertemu engkau. 
   Aku selalu penasaran semua tentang kholid bin Walid. Setiap aku ke toko buku, yang pertama ku cari adalah Kholid bin Walid, tak jarang aku gagal menemukan namamu di antara sekian banyak buku disana. Perih sekali rasanya, sampai aku sekarang menjadi mahasiswa aku baru berhasil menemukan sebuah buku dengan  nama Kholid bin Walid, ku peluk erat walaupun hanya sebuh buku yang bertuliskan namamu. 
   Ketika rinduku padamu benar-benar diujung kerinduan, aku menangis,.. berharap Allah mengizinkanku bertemu denganmu walau hanya sekedar mimpi, walau hanya sekedar mimpi. Aku ingin bertemu engkau wahai Kholid. Fatihahku tak pernah tertinggal, lagi-lagi aku berharap dengan itu aku bisa bertemu engkau, tapi sampai saat ini, keinginanku belum terpenuhi. Wahai Syaifullah... temui aku, ingin sekali aku bisa duduk disamping engkau, menanyakan ini itu, merengek ingin mendengar cerita semasa kau menjadi panglima.
   Aku menunggu kehadiranmu wahai Pedang Allah, entah bagaimana bahagianya aku ketika engkau menemuiku, kau adalah panglima pertama yang aku kagumi, yang membuatku gemetar ketika aku menceritakan kisahmu. Wahai Kholid... temui aku walau hanya dalam mimpi. 


Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Pengagummu, Ofah 
     
     

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar