KATA PENGANTAR
Puji syukur senantisa kami
panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua terutama kepada penulis
makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, para sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena beliau
yang telah menuntun umatnya dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini dengan ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu ke Islaman
yang menjadi bekal kita dalam kehidupan dunia dan akhirat nanti.
Makalah ini
membahas dan menguraikan tentang Diferensiasi dan Perubahan Sosial. Kami
sampaikan terimakasih kepada semua yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini sehingga dapat selesai tepat ada waktunya. Penulis sadari bahwa makalah ini
jauh dari sempurna, kritik dan saran yang positif sangat kami harapkan, Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 14 Oktober 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam perkembangan sosial
masyarakat tidak luput dari aspek-aspek kajian sosial didalamnya. Seperti
adanya diferensiasi dan perubahan sosial. kedua isu tersebut merupakan inti
dalam kajian ilmu sosiologi yang telah mengakar persoalanya dari sejak sosiologi
lahir. Begitupun dalam masyarakat, masing-masing masyarakat pasti akan
merasakan dan mengalami berbagai macam-macam perubahan yang kompleks.
Perubahan-perubahan sosial disini meliputi antara lain : nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
perilaku organisasi dan lain sebagainya.
BAB II
Pembahasan
Pembahasan
A.
Diferensiasi Sosial
1. Pengertian Diferensiasi Sosial
Dalam
suatu masyarakat, terdapat dua proses sosiologis yang mempengaruhi perilaku
secara mendalam dan menyeluruh, yaitu integrasi sosial dan diferensiasi sosial.
Jika integrasi sosial adalah kecenderungan masyarakat untuk saling menarik dan
tergantung satu sama lainnya, maka berbeda halnya dengan diferensiasi sosial.
Diferensiasi sosial adalah kecenderungan ke arah perkembangan sosial yang berlawanan
seperti perbedaan menurut ciri-ciri biologis antar manusia (Svalastoga, 1989)
atau atas dasar agama, jenis kelamin, dan profesi.
Struktur
masyarakat umumnya ditandai oleh dua ciri yang khas, yaitu:
1.
Secara vertikal,
ditandai oleh adanya perbedaan antar kelas sosial dan polaritas sosial yang
cukup tajam. Inilah yang disebut stratifikasi sosial
2.
Secara
horizontal, ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial (ras,
agama, profesi, adat kedaerahan) dan inilah yang dinamakan diferensiasi sosial.
2. Penyebab Diferensiasi Sosial
Bila
stratifikasi sosial muncul karena adanya ketimpangan sosial seperti kekayaan,
kekuasaan, pendidikan, dan sebagainya. Maka munculnya diferensiasi soisal
disebabkan oleh adanya pembagian kerja, perbedaan agama, ras (pengelompokan
individu atas dasar ciri fisik), etnis (pengelompokan individu atas dasar ciri
persamaan kebudayaan, seperti bahasa, adat, sejarah sikap, wilayah), atau
perbedaan jenis kelamin. Maka di dalam diferensiasi yang dipersoalkan bukanlah
apakah antara berbagai kelompok itu seimbang atau tidak, melainkan yang lebih
ditekankan bahwa masyarakat memilki pluralitas karena di dalamnya terdapat
berbagai perbedaan. [1]
3. Wujud Diferensiasi Sosial
Diferensiasi
memiliki wujud yang diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, berikut wujud
diferensiasi sosial :
a. Diferensiasi
Bilogis
i.
Diferensiasi
Jenis Kelamin
Diferensiasi berdasarkan jenis kelamin
manusia adalah hal yang mudah paling dilihat oleh mata sebab mudah untuk
diidentifikasi. Diferensiasi jenis kelamin telah melahirkan berbagai perbedaan
antara pria dan wanita, diantaranya :
a)
Pola pembagian
kerja, sebab secara biologis kaum laki-laki dinilai lebih kuat dan besar
dibanding kaum perempuan.
b)
Sifat Psikologis,
pria dinilai bersifat agresif (penyerang) dan wanita dinilai represif
(menerima) dan stuktur anatomi (fisiologis) antara keduanya.
c)
Pembagian hak
dan kewajiban, biasanya tergantung pada pola penarikan garis keturuan yang
berlaku di masyarakat seperti pola patrilinear (masyarakat Batak), atau matrilinear
(masyarakat Minangkabau).
i. Diferensiasi
Umur
Biasanya terjadi pada masyarakat
tradisional dimana orang yang usianya lebih tua memiliki otoritas (kewenangan)
untuk menentukan pola-pola kehidupan masyarakatnya.
ii. Diferensiasi
Ras
A.L Krober membuat pengklasifikasian ras
manusia di dunia berdasarkan empat bagian yang biasa digunakan analisis,
diantaranya:
a)
Kaukasoid,
yaitu penduduk asli di wilayah Erop, sebagian di Afrika, dan Afrika.
b)
Mongoloid,
yaitu penduduk asli wilayah Asia dan Amerika.
c)
Negroid,
yaitu penduduk asli wilayah Afrika dan sebagian Asia.
d)
Ras-ras Khusus,
yaitu ras yang tidak masuk klasifikasi antara empat ras di atas, antara lain:
Ø Bushman, yaitu penduduk asli
Gurun Kalahari-Afrika Selatan.
Ø Weddoid, penduduk asli
pedalaman Sri Lanka, dan Sulawesi Selatan.
Ø Australoid, yaitu suku Aborigin
penduduk asli Australia.
Ø Polynesia, berada di Kepulauan
Mikronesia dan Polinesia.
Ø Ainu, penduduk asli Pulau
Karafuto dan Hokaido Jepang.
iii. Diferensasi
Intelektual
Intelegensi sebenarnya merupakan unsur
genetis, sebab besar kecilnya kapasitas otak manusia merupakan kodrat sejak ia
lahir. Maka tingkat intelegensi manusia tidaklah sama, sedangkan proses belajar
merupakan sarana untuk mengasah intelegensi saja. Maka tergantung bagaimana
seseorang mengasah otaknya saja, ada yang mempunyai volume otak kecil tetapi,
karena sering diasah maka ia bisa memiliki daya nalar yang besar.
b. Diferensiasi Sosiokutural
i. Diferensasi
Suku Bangsa
Dapat diidentifikasikan melalui bahasa,
pakaian adat, bangunan rumah, kesenian, dan sistem perkawinan.
ii. Diferensiasi
Agama
Perbedaan “iman” ini menimbulkan
pola-pola tingkah pekerti bagi kelompok pemeluk keyakinan dan kepercayaan yang
menghasilkan perbedaan kultur perkelompok.
iii. Diferensiasi
Klan
Klan adalah bagian dari suku bangsa yang merupakan kesatuan kecil dari kerabat
secara unilateral. Dalam istilah mudah Klan adalah sistem kekerabatan.
iv. Diferensiasi
Profesi
Profesi disebut juga bidang pekerjaan
atau keahlian yang dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Biasanya profesi
akan dihargai oleh masyarakat seiring dengan bobot dari pekerjaan itu.
4. Dampak Diferensiasi Sosial
Dampak
posistif yaitu sebagai kekayaan budaya yang dapat dijadikan modal dasar
dalam pembangunan. Dengan syarat seluruh elemen memahami perbadaan
antarkelomponya dengan menempatkan toleransi sebagai perekat integritas sosial.
Dampak
negatif yaitu menjadi pemicu disintegrasi sosial, jika tiap-tiap
kelompok yang berbeda saling mengedepankan kepentingan kelompoknya dengan
mengabaikan kelompok sosial lainnya.
Beberapa
hal yang merupakan konsekuensi dari diferensiasi sosial suatu bangsa dintaranya
adalah:
a)
Interseksi
Sosial (Gejala Tumpang-Tindih)
Interseksi sosial adalah persilangan
atau pertemuan keanggotaan suatu kelompok
sosial dari berbagai section atau seksi baik berupa suku agama,
jenis kelamin, kelas sosial, dan lain-lain dalam suatu masyarakat majemuk.
b)
Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu yang berbeda
kemudian melebur dan melahirkan kebudayaan baru tetapi tidak menghilangkan
kepribadian atau sifat kebudayaan aslinya.
Beberapa wujud akulturasi diantaranya:
i. Akulturasi
Bahasa.
ii. Akulturasi
Religi.
iii. Akulturasi
Kesenian.
iv. Akulturasi
Peralatan Hidup dan Teknologi.[2]
B.
Perubahan Sosial
1.
Definisi Perubahan Sosial
Definisi perubahan sosial banyak dikemukakan oleh beberapa tokoh[3],
antara lain sebagai berikut :
a.
Kingsley
Davis
Kingsley
mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat
b.
Maclever
Menurut
Maclever perubahan sosial adalah perubahan-perubahan dalam hubungan sosial atau
sebagai perubahan-perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial
c.
Gillin
dan Gillin
Mengatakan
bahwa perubahan sosial adalah sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang
telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materiil,
komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun
penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa perubahan
sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku diantara kelompok masyarakat[4].
2.
Bentuk Perubahan Sosial
Bentuk perubahan sosial dibagi kedalam beberapa bentuk antara lain
:
a.
Perubahan
Lambat dan Perubahan Cepat
Perubahan secara lambat disebut evolusi, perubahan ini terjadi
dengan sendirinya tanpa ada suatu rencana atau kehendak tertentu. Sedangkan
perubahan cepat disebut dengan revolusi. Dalam revolusi, perubahan bisa terjadi
baik dengan terencana maupun tanpa rencana.
b.
Perubahan
Kecil dan Perubahan Besar
Perubahan ini diukur berdasarkan seberapa besar atau sedikit
pengaruhnya sebuah perubahan terhadap masyakarat. Perubahan yang pengaruhnya
kecil merupakan perubahan pada unsur struktur sosial yang tidak bisa membawa
pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. Dan perubahan
yang pengaruhnya besar terhadap masyarakat adalah seperti industrialisasi pada
masyarakat agraris.
c.
Perubahan
yang Direncanakan dan Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang direcanakan adalah perubahan-perubahan terhadap
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada perencanaan yang matang
oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan tersebut. Sedangkan perubahan yang
tidak direncanakan merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta
berlangsung diluar jangkauan pengawasan masyarakat dan mengakibatkan timbulnya
akibat-akibat sosial yang tida diharapkan[5].
3.
Faktor-faktor yang Menyebabkan Perubahan
Adanya suatu proses perubahan tidak
luput dari apa yang melatar belakangi terjadinya perubahan itu sendiri. Seperti
halnya perubahan sosial, banyak kemungkinan yang menjadi latar belakang
timbulnya perubahan sosial, entah sebab itu timbul dari dalam masyarakat itu
sendiri ataupun dari luar. Oleh kerenanya perlu diketahui apa yang menjadi
latar belakang adanya perubahan sosial, berikut beberapa hal yang menjadi
faktor-faktor yang menyababkan adanya perubahan sosial :
a.
Faktor
yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri :
-
Bertambah
dan berkurangnya penduduk
-
Penemuan-penemuan
baru
-
Pertentangan
dalam masyarakat
-
Terjadinya
pemberontakan atau revolusi didalam tubuh masyarakat
b.
Faktor
yang bersumber dari luar masyarakat :
-
Sebab-sebab
yang berasal dari lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
-
Peperangan
dengan negara lain
-
Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain melalui adanya kontak kebudayaan antara dua
masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda[6]
4.
Proses-proses Perubahan Sosial
a.
Penyesuaian
Masyarakat terhadap perubahan
Setiap masyarakat selalu menghendaki adanya keseimbangan sosial,
dimana berbagai sosial yang pokok diharapkan tetap berfungsi dengan baik. Oleh
karena itu, setiap adanya gangguan yang muncul dan dapat menganggu keseimbangan
selalu distabilkan melalui perubahan lembaga sosial atau masing-masing orang
perorangan yang berusaha menyesuaikan diri pada perubahan[7].
b.
Saluran-saluran
Perubahan Sosial
Saluran-saluran perubahan sosial merupakan saluran-saluran yang
dilalui oleh suatu proses perubahan sosial. Umumnya, saluran-saluran tersebut
meliputi lembaga-lembaga kemasyarakatan baik dalam bidang pemerintahan,
ekonomi, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan
tersebut menjadi titik tolak yang tergantung pada cultural focus masyarakat
pada suatu masa tertentu[8]
c.
Disorganisasi
dan Reorganisasi
Apabila terdapat perubahan, maka norma dan nilai-nilai
kemasyarakatan mengalami proses pudar, maka disini timbul problema sosial
berupa penyimpangan (deviation). Proses seperti itu disebut
disorganisasi. Sebaliknya, reorganisasi merupakan proses pembentukan norma dan
nilai-nilai baru dalam bentuk penyesuaian diri dalam lembaga kemasyarakatan
yang mengalami perubahan.
Daftar Pustaka
Narwoko, Dwi, J., Bagus Suyanto. 2006. Sosiologi : Teks
Pengantar dan Terapan. Jakarta :
Prenada Media.
Setiadi, M. Elly. 2007. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta
: Kencana Prenada.
Setiadi, M. Elly.,Usman Kolip, 2011. Pengantar Sosiologi
(Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan
Pemecahannya). Jakarta : Kencana
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta
: Rajawali Press.
Syarbaini, Syahrial. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta
: Graha Ilmu.
[1]
J. Dwi Narwoko dan Bagus Suyanto, Sosiologi : Teks Pengantar dan Terapan,
(Jakarta : Prenada Media, 2006) hlm. 193-194
[2]
Elly M. Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial : Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya), (Jakarta :
Kencana, 2011) hlm. 462-482
[3]
Soerjoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2013), hlm. 262-263
[4]
Soerjoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar......, hlm. 261
[5] Syahrial
Syarbaini, Dasar-dasar Sosiologi, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hlm.
140-141
[6] Elly. M.
Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Jakarta : Kencana Prenada,
2016), hlm. 56
[7] Syahrial
Syarbaini, Dasar-dasar Sosiologi, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2009), hlm.
137
[8]
Soerjoeno Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar......, hlm. 290
Tidak ada komentar:
Posting Komentar